THE AUTHORITY OF THE NOTARY HONORARY COUNCIL FROM AN ADMINISTRATIVE LAW PERSPECTIVE
DOI:
https://doi.org/10.56371/jirpl.v7i1.466Keywords:
Notary Honorary Council, Authority, Notary PublicAbstract
The Authority of the Notary Honorary Council from an Administrative Law Perspective. This study aims to determine and analyze the existence of the Notary Honorary Council within the notary profession. Furthermore, it aims to determine and analyze the authority of the Notary Honorary Council regarding Notaries involved in criminal cases. This legal research uses normative legal research or library legal research. This research is prescriptive in nature. The research approaches used are the Statutory and Conceptual Approaches. The Notary Supervisory Council's role in supervising Notaries before the enactment of Law No. 30 of 2004 was carried out by the Court, as stated in Staatsblad 1860 concerning the Regulations on the Position of Notaries. After Law No. 30 of 2004, supervision of Notaries was carried out by the Regional Supervisory Council. After Law No. 2 of 2014, the Notary Honorary Council was created as a replacement for the Regional Supervisory Council, with the same function: approving or rejecting summonses issued by law enforcement officers for Notaries. The authority of the Notary Honorary Council in criminal proceedings involving Notaries highlights the potential dilemma between the obligation to maintain professional confidentiality and to provide testimony, as well as the problems that arise, especially at the investigative stage, regarding the approval of the Notary's summons. The procedure for summoning a Notary that requires the approval of the Notary Honorary Council has the potential to conflict with the principles of simple, fast, and low-cost justice, as well as the principle of equality before the law.
Downloads
References
A, Nurfajri. (2019). “Persetujuan MKNW Dalam Pengambilan Minuta Akta Pada proses peradilan”. Artikel dalam Melayunesia Law. Vol. 3,(No.2).
Adjie, Habib, (2011). Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris. Cetakan Pertama. Bandung: Refika Aditama.
__________, (2011). Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara. Bandung: Refika Aditama.
__________, (2017). Memahami Majelis Pengawas Notaris (MPD) dan Majelis Kehormatan Notaris (MKN). Bandung: Refika Aditama.
__________. (2008). Sanksi Perdata dan Administrasi Terhadap Notaris sebagai Pejabat Publik. Bandung: Refika Aditama.
Advetorial. (2023). “Keberadaan Majelis Kehormatan Notaris Menjawab Kebingungan Notaris”. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5707c339a0416/keberadaanmajelis-kehormatan-notaris-menjawanb-kebingungan-notaris.
Alam, Wawan Tunggal. (2001). Hukum Bicara Kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari. Jakarta: Milenia Populer.
Andasasmita, Komar. (1981). Notaris I. Bandung: Sumur Bandung
Anshori, Abdul Ghofur. (2013). Lembaga Kenotariatan Indonesia Perspektif Hukum dan Etika. Yogyakarta: UII Press.
Asshiddiqie, Jimly. (2011). Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dewi, Santi dan R.M Fauwas Diradja. (2011). Panduan Teori dan Praktik Notaris. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Ghuto, Ilham Prabowo, Patricia Audrey Ruslijanto, Diah Aju Wisnu Wardani. (2024). “Implikasi Hukum bagi Notaris yang Menghindari Panggilan Penyidik”. Universitas Brawijaya. Artikel dalam Jurnal USM Law Review Vol 7 No 2.
Hamzah, Andi. (2005). Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Hardjasoemantri, Koesnadi. (2000). Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Harun, M. Husein. (1991). Penyidik dan penuntut dalam proses pidana. Jakarta: PT Rineka Cipta.
HS, Salim. (2018). Peraturan Jabatan Notaris. Jakarta: Sinar Grafika.
Ibrahim, Johnny. (2006). Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Cet. 2. Jakarta: Bayumedia Publishing.
Indrajaya, Rudi. (2020). Suatu Pengantar Notaris dan PPAT. Bandung: PT Rafika Aditama.
Iryadi, Irfan. (2020). “Kewenangan Majelis Kehormatan Notaris dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara”. Artikel dalam Jurnal Rechtsvinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, Vol. 9 No 3.
Lubis, Suhrawadi K. (2006). Etika Profesi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Maramis, M. C. (2012). “Tata Cara Pemanggilan Notaris Untuk Kepentingan Proses Peradilan Pidana Berkaitan Dengan Akta Yang Dibuatnya”. Artikel dalam Jurnal Lex Crimen, Vol. 1.
Mardiansyah, Alfiyan, Neisa Angrum Adisti, Iza Rumestern, Rizka Nurliyantika dan Muhammad Syahri Ramadhan. (2020). “Kewenangan Majelis Kehormatan Notaris Pada Proses Penyelidikan Suatu Perkara Tindak Pidana Yang Melibatkan Notaris”. Artikel dalam Repertorium: Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan Vol.9 No1.
Marzuki, Peter Mahmud. (2014). Penelitian Hukum. Cet. 8. Jakarta: Prenada Media Group.
Maulana, Achmad dkk. (2008). Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.
Maya, Evi Apita. (2020). “Kedudukan dan Kewenangan Majelis Kehormatan Notaris Dalam Pembinaan Terhadap Notaris”. Artikel dalam Jurnal Ius Kajian Hukum dan Keadilan, Vol. 5 Nomor 2.
Muhjad, Hadin dan Nunuk Nuswardani. (2012). Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Genta Publishing.
Nawawi, Hadari. (1995). Pengawasan melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintahan. Jakarta: Erlangga.
P, Dewi, Atmadja G, Yusa G. (2018). “Hak Ingkar Notaris sebagai Wujud Perlindungan Hukum.” Artikel Dalam Jurnal Acta Comitas 1: 145-156.
Patahna, Muchlis. (2006). Problematika Notaris. Jakarta: Rajawali.
R, Ridwan H. (2011). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rahardjo, Satjipto. (2000). Ilmu Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Ridwan. (2022). Hukum Administrasi Negara, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
S, Arliman. (2017). “Hak Ingkar (Verschoningsplicht) atau Kewajiban Ingkar (Verschoning Splicht) Notaris Didalam Undang-Undang Jabatan Notaris”. Dalam Artikel Jurnal umPalembang, STIH Padang Vol 1 No 1.
Saptomo, Ade. (2007). Metodologi Penelitian Hukum. Surabaya: Unesa University Press.
Setiadi, Wicipto. (2009). “Sanksi Administratif Sebagai Salah Satu Instrumen Penegakan Hukum Dalam Peraturan Perundang-undangan”. Artikel Dalam Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 6, No. 4.
Setiono. (2005). Pemahaman Terhadap, Metode Penelitian Hukum. Surakarta: Program Studi Ilmu Hukum, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Shant, Dellyana. (1988). Konsep Penegakan Hukum. Yogyakarta: Liberty.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji. (2022). Penelitian Hukum Normatif. Depok: Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono. (1983). Penegakan Hukum. Jakarta: Bina Citra.
_______________. (2007). Pengantar Penelitian Hukum. Cet. 3. Jakarta: UI Pers.
Soemitro, Ronny Hanitijo. (1982). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sujamto (1983). Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
______. (1987). Aspek-Aspek Pengawasan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Sulastini, Ellise T. dan Aditya Wahyu. (2010). Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta yang Berindikasi Pidana, Bandung: Refika Aditama.
Sumaryono, E. (1995). Etika Profesi Hukum. Yogyakarta: Kanisius.
Sunarno, Siswanto. (2008). Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT. Sinar Grafika.
Syahrani, Riduan. (2008). Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Tobing, GHS Lumban. (1999). Peraturan Jabatan Notaris. Jakarta: Erlangga.
Toruan, Henry Donald LBN. (2020). “Legalitas Keberadaan Majelis Pengawas Notaris Dan Majelis Kehormatan Notaris.” Artikel dalam Jurnal Penelitian Hukum De Jure 20, no. 3.
Untung, Budi. (2005). Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Utami, Sri. (2015). “Perlindungan Hukum Terhadap Notaris dalam Proses Peradilan Pidana Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris”. Artikel dalam Jurnal Repertorium Edisi 3.
Valentino, F, & Dahana, C. D. (2022). “Pencegahan dan Perlindungan Hukum Terhadap Kriminalisasi Jabatan Notaris”. Artikel dalam Acta Comitas: Jurnal Hukum Kenotariatan. 7 (2). DOI: https://doi.org/10.24843/AC.2022.v07.i02.p13 15.
W, Parsa, Sarna K, Suharta N. (2016). “Implikasi Yuridis Legalitas Kewenangan (Rechtmatigheid) Majelis Kehormatan dalam Pembinaan Notaris Sebagai Pejabat Publik”. Artikel dalam Jurnal dalam. Acta Comitas 2: 163-180.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Muhammad Bahtiar Nur, Hadin Muhjad
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
